Rabu, 28 Oktober 2015

JARAK DAN WAKTU AKU MENUNGGUMU

Hai Jarak
Kamu membuat kita tidak pernah bertemu.
Hanya harapan dan doa membuat yakin bahwa waktu akan cepat berlalu.
Berharap Siang malam akan  cepat berlalu
Hingga tak terasa pertemuanpun akan berjumpa

Hai Menunggu
Kamu membuat aku menjadi wanita yang tegar dan sabar.
Seakan kesabaran ini menyelimuti seluruh tubuh ini
Membuat ketegaranku seperti baja.

Dengan segala hal yg kau tau aku siap untuk menantangmu jarak dan tunggu
Lama lama sekali aku tahan suatu jarak dan tunggu.
Mungkin sama yg dirasakan ibuku yg sudah tak berjumpa lagi dengan kekasih hatinya
Dengan ketegaran dan kesetiannya dia mampu untuk menjadi seorang Single parent. Single mom, dan wonder mom untuk anak-anaknya
Aku tahu hanya satu harapannya nanti.
Harapnya untuk berjumpa di surga nanti, menjadi seorang wanita cantik dan sholeh yag dicemburui oleh bidadari-bidadari disana
Sungguh keteguhan dan kesetiaannya mrnginspirasiku untuk menjadi seorang wanita yang mau menunggu.
Aku dan ibuku berbeda
ibuku menunggunya hingga waktu yang sangat panjang sampai umat manusiapun tak tahu kapan waktu itu tiba dan ibuku sungguh tak tahu dimana suatu jarak itu ada untuk membatasi mereka berdua
Sedangkan aku, aku hanya menunggumu dua tahun.
Tak ada yang sulit untuk menunggumu empat puluh delapan Bulan lagi
Sangat jelas dan terukur untuk aku yang  mengetahui suatu waktu.
Tapi aku sekrang tahu ibu ini tak sulit, tapi ini membuat aku sedikit iri dengan lainnya.
Apakah engkau juga merasakan ini?
Mungkin ini hanya aku seorang yang merasakannya
Aku yang belum menjadi wanita dewasa sepenuhnya sepertimu ibu.
Iya ini memang sulit,
Tapi tidak juga.
Aku tak menggangap ini sulit Sungguh tidak.
Mungkin kau jg merasakan in bu bahwa ini tak sulit
Aku sungguh ingin melalui ini semua
Aku ingin membuktikan ke semuanya bahwa kestiaan itu butuh pengorbanan.
 Dan sebuah pengorbanan akan mendapatkan sebuah kado yang indah.
Bukankah begitu?

Jarak dan waktu, aku ingin menunggumu

Menunggu hingga kau balik di Negaraku dan menemuiku untuk menemaniku selamanya :) Semoga jarak dan menunggu tak menjadi sia sia

Jumat, 12 Juni 2015

Terima Kasih Lagi dan lagi

Hai my blogspot :)
Lama sekali aku tidak bercerita denganmu seperti sarang laba-laba yang tidak berpenghuni
Begitu kejinya aku melupakanmu untuk tidak menuliskan satu katapun
Dan begitu kejamnya aku yang tidak menuliskanmu untuk ku ceritakan

Tahun berganti tahun setelah ku ketikkan jemari tanganku untuk menuliskan sebuah tulisan sederhana berjudul  Terima Kasih :D 
ada seseorang yang sangat ingin ku ucapkan terima kasih lagi tetapi kali ini dengan seseorang yang berbeda dan dengan terima kasih yang berbeda pula. Sebuah pepatah bahwa "cinta pertama yang mendewasakan dan cinta terakhir yang menyempurnakan" Semoga pepatah itu benar untuk dituliskan :)

Terima kasih untuk sang pencipta yang mempertemukan kamu didalam hari-hari ku di disini, selama hampir tiga tahun kamu selalu ada untuk aku yang tidak kau butuhkan Dan aku membutuhkanmu untuk seterusnya
Kamu tahu, menurutku kamu adalah cerminan yang aku inginkan selama aku memikirkan seseorang yang aku inginkan. Kamu sempurna dengan kepiawaianmu setiap menjawab pertanyaanku yang tak masuk akal

Satu lagi yang tak kau tahu, kamu selalu terlihat lemah didepanku padahal dibelakangku aku selalu bersembunyi dibalik namamu.
Kamu berbeda dihadapan setiap orang dengan dihadapanku


Dan yang membuat aku masih ingin terus bersamamu ketika aku salah tapi aku berkata, "terus, semua ini salahku??”
 Jawabanmu cuma "enggak, aku yang salah" dan itu yang selalu membuat aku tertawa untuk terus memilikimu

Lucunya kamu selalu berkata bahwa “aku kurang peka, kurang sensitive” tapi tidak pernah berubah, tetapi disisi lain selama aku mengenalmu kamu selalu menuruti apa yang kumau

Terima kasih untuk kamu yang tahan dengan keegoisanku
Aku memang egois, dan aku selalu bilang bahwa aku egois dan aku tidak bisa jika aku tidak egois.
Ketahuilah aku egois karena aku takut tidak menyukaimu lagi jika aku tidak egois.
Aku tidak akan membiarkanmu melihat bahwa aku tidak egois lagi karena disaat aku tidak egois mungkin ada yang sanggup menerima egoisku ini 

Dan terima kasih lagi karena kamu selalu memikirkan perasaanku
Kamu hanya dapat mengerjakan pekerjaanmu ketika kita sedang dalam kondisi baik-baik. Ketika keadaan berbalik,  kamu hanya bisa bersedih tanpa dapat melakukan satu hal apapun

Tetapi sekarang aku membencimu karena aku benar-benar benci ketika aku harus menghadapi kenyataan bahwa  jarak akan menguji  kita, tapi aku akan tetap menghadapi ujian itu karena tumbuhan yang dirawat tiga tahun tidak mudah untuk dirobohkan
Terima kasih terakhir untuk orang yang selalu aku hina, aku marahi dan aku salahkan. 
Untuk kamu yang selalu ada, dan untuk dua tahun lebih ini :)
"See You Next Blog Selanjutnya Yang Akan Menceritakan Ujian Kita"

Rabu, 02 Juli 2014

SI IMUT DI BALIK PESONA APEL AGROWISATA


Itu judul yang bikin NITA
KATANYA BIAR BANYAK YG BACA
Kata orang bandungnya jawa timur.
Entah itu katanya orang mana dan siapa
Dingin, TIDAK SEHANGAT SELIMUT TETANGGA
Kota batu Malang
Kusuma Agrowisata Grup

Setelah sekian lama perjuangan kami mencari perusahaan buat KP, dua kali penolakan yang membuat kita hampir “frustasi” dan anehnya kita mencoba untuk ketiga kalinya tanpa link orang dalam berharap semoga ini adalah perjuangan untuk mencari perusahaan yang terakhir. Dan akhirnya, dua kelompok aku dan yuni serta nita dan nova medapatkan SMS untuk menghubungi HRD Kusuma Grup. Kabar gembira itu tepatnya H-2 minggu sebelum kita KP disini.
Tiba di kota batu malang ini,  kita langsung menuju kos-kosan di abdul gani dekat museum angkut, setiap hari juga kita lewat di museum angkut untuk kekantor. iya hanya “lewat” saja tapi belum kesana. Kesan pertama di kota batu malang itu sangat dingin lebih dingin dari Surabaya, apalagi ketika malam dan shubuh. puasapun tidak terasa hausnya  tetapi terasa laparnya.
Senin, 30 Juni 2014. Hari pertama ngantor di Kusuma Grup, kusuma grup ini mempunyai lima produk yakni industi, hotel, estate, Agrowisata, terus yang ada dijogja seperti BNS entah apa namanya, dan yang sedang dibangun wahana waterpark. Hari pertama ini  Kita masih menjadi visitor, ruangan kita juga tidak jelas dimana tapi di sini kita disambut sangat ramah oleh semua pegawai-pegawai dan anak-anak magang. Tidak ada AC disini karena sudah dingin. Kita berempat ditempatkan di departemen IT bagian IT programming untuk analisnya. Memiliki pembimbing yang imut yakni bapak Khabib, orangnya seperti jokowi (mana tahan) kemudian punya pak bos departemen IT yang suka senyum, merakyat, baik pak Gideon andhika S biasanya dipanggil pak deon wajahnya sebelas duabelas dengan AL GHOZALI.
Hari pertama ini kita Disuruh bapaknya muter-muter jalan-jalan disini, nganggur, nyantai, dan kenalan sama orang-orang disini.








Lah ini foto kita di kolam renang hotelnya, terlihat pegunungannya. Oh ya, Jangan difikir kita bisa jalan-jalan disini karena kerja kita dari jam 08.00-17.00 kemudian langsung nyari buka dan capek -___-.

Baru satu hari disini tapi kita sudah mengecawakan banyak orang L dan kita sangat sangat menyesal, karena masalah buka bersama. Pak deon mengajak seluruh orang departemen It untuk buka bersama, jam setengah enam kita berempat berngkat bersama dengan pembimbing kita pak khabib untuk menuju lokasi buber, entah itu restoran atau rumah makan yang jelas kita tidak tahu tempatnya  tapi sedihnya di saat perjalanan kita berempat nyasar dan kehilangan jejak pembimbing kita. Karena kita tidak tahu arah dan jalan akhirnya kita memutuskan untuk balik dengan keadaan sedih. Sedihnya lagi kita tidak mempunyai nomer orang-orang sana karena tidak kepikiran buat minta kecuali nomernya pak khabib, sekalinya sms ke pak khabib, eh tidak terkirim. Kita mencoba ikhlas tapi sejujurnya tidak bisa ikhlas karena baru hari pertama dan niat kita untuk mengakrabkan diri dengan orang-orang sana hilang dan musnah.
Keesokan harinya di kantor, di ruangan kita sendiri. Bu titing selaku HRD yang kenal kita saat recruitment magang dulu nanya kekita kok gak ikut kemarin, kemarin pas buka di telepon sama pak khabib dan pak deon juga gak bisa, “iya enggak bisa karena axisnya nova trouble”. Kemudian yuni buka chat FB disana udah dichat sama mb novi pas buka, bodohnya kita engga buka FB. Pembimbing kita juga Tanya kenapa tidak ada dan tiba-tiba hilang padahal sudah ditunggu dan nomer yang kita SMS kemarin itu salah nomer.

Hari pertama kemarin itu rasanya kita sangat menyesal tapi kita tetap harus positive thinking kalau ada hikmahnya dibalik kejadian ini semua.

Name tag kita berempat. Nova A itu Nova Aditian
Salam kangen dari nova, and nita Digion . :3

Kerjaan hari kedua, Mentengi  ISO -__-


Ruang kerjanya Ritsa sama yuni, tapi nita nova ikut gabung. Tempatnya nova sama nita jadi kosong.
Sepi banget disini beda tempat dengan hari pertama. Tempatnya enakan pas pertama

Kamis, 06 September 2012

Ketika Cinta dalam satu kata "DIAM"

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam …
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya …
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..

karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu …

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ?
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan …
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah

karena dalam diammu tersimpan kekuatan … kekuatan harapan …
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata …
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?

dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam …

jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat …

biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dan Pemilik Hatimu :)

Copas


Sweet sixten XD

ah ~~ biasanya kan sweet seventen tapi seventenku biasa saja..
tepatnya tiga tahun lalu, malem tanggal enamnya, iya malam ini kamu nelpon aku tapi tiga tahun lalu :"(..  kamu nelpon aku lama banget masih ingat kita masih pdkt. ya meskpun berakhir dg kata "tidak" its no problem.
Awalnya kamu nggak mau ngasi kado ke aku.
kalau ngak salah itu waktu puasa pertama tama.
eh aku masi inget kamu nyanyiin "aku ada yang marah".
kalau diinget-inget dulu itu kamu jahat banget.. hahha, tapi udah aku maafin kok :)).
paginya di ultahku eh kok malah temenmu yang ngado aku.
ngado tabungan lucu bntuk sepatu.
makasi yaa :) r.d
hari itu cuma dapet itu aja. tapi seneng aku seenggaknya kamu masih inget tangal lahirku sebelum-sebelumnya. aku nggak tahu tahun ini ada yang inget nggak.
aku bikin status di fb. ah dulu mah jaman-jamannya alay ~~ fb isinya cinta kamu hahha *alay. intinya statusnya sih ngarep kamu ngasih kado aku.
paginya seneng banget dari sobat-sobatku dari rahma, ulil, yanti :)). makasi banget buat kalian. alhamdulillah sampai sekarang rahma dan ulilny masi tetep jadi sobat aku.
karena aku suka warna ijo pink dapet boneka kropy, unyu banget sama buku diary. buku ini selalu nemeni aku buat aku tulis.
sampai sekarang.
dapet kado dari yanti lagi sama pacarnya mas dio.
gelas ada fotonya kamu, aku, sama mas dio.
aku nyesel udah jahat sama kalian. persahabatan kita berakhir kacau banget. makasi banget buat kadonya :D.
sayangnya sablonannya sekarang udah ngelupas gara-gara sering tak pake. hahha.
rasanya seakan sempurna banget saat itu banyak banget yang sayang sama aku.
and then dapet kado dari kamu. lucu banget kejadiaanya. di warnet kamu nganterin kadonya hahha, dapet bros merak dari kamu. makasi banget,, diultahmu aja aku nggak ngasi apa-apa tapi kamu dengan senang hati ngasih hadiah ke aku.
makasi banget yang udah rela ngasih kado-kado itu buat aku. makasi juga temen-temen yang udah ngasi ucapan ke aku.
jujur saja itu adalah hadiah terbaik dari kalian ketika aku smp dan sma.
love u my friend's :)

Minggu, 10 Juni 2012

coba deh difikirkan...

''aku kuatir terhadap suatu masa yg rodanya dapat menggilas keimanan
keyakinan hanya tinggal pemikiran yg tak berbekas dalam perbuatan...
banyak orang baik tapi tak berakal,
ada orang berakal tapi tak beriman, 
ada lidah pasih tapi berhati lalai,
ada yang khusyu namun sibuk dalam kesendirian,
ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis,
ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi,
ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, 
dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat,
ada yg murah senyum tapi hatinya mengumpat,
dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut,
ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan,
dan ada pelacur yang menjadi figur,
ada yang berakhlak tapi tak bertuhan. 
lalu diantara semua itu, dimana aku berada??'' (ali bin abi thalib)

salah satu contoh berukhuwah di dalam keluarga :)

Di perjalanan, pemuda itu terbiasa menyapa dan mengajak bicara siapa saja yang berdiri didekatnya ataupun duduk di sebelahnya. Hari itu, yang duduk disampingnya dalam penerbangan Jakarta-Singapura tampak tak biasa. Seorang ibu. Sudah cukup sepuh dengan keriput wajah mulai menggayut. Kerudungnya kusut. Sandalnya jepit sederhana. Dan dalam pandangan si pemuda, beliau tampak agak udik. Tenaga kerjakah ? Setua ini ?
Tetapi begitu si pemuda menyapa, si ibu tersenyum padanya dan tampaklah raut muka yang sumringah dan merdeka. Sekilas, garis-garis ketuaan di wajahnya menjelma menjadi semburat cahaya kebijaksanaan. Si pemuda takjub.


“Ibu hendak kemana?” tanyanya sambil tersenyum ta’zhim
“Singapura Nak,” senyum sang ibu bersahaja.
“Akan bekerja atau….?”
“Bukan Nak. Anak Ibu yang nomor dua bekerja disana. Ini mau menengok cucu. Kebetulan menantu Ibu baru saja melahirkan putra kedua mereka”
Si pemuda sudah merasa tak enak atas pertanyaannya barusan. Kini ia mencoba berhati-hati.


“Oh, putra Ibu sudah lama bekerja disana?”
“Alhamdulillah, lumayan. Sekarang katanya sudah jadi Permanent Resident begitu. Ibu juga nggak ngerti apa maksudnya, hehe..yang jelas disana jadi arsitek. Tukang gambar gedung.”


Si pemuda tertegun. Arsitek? PR di Singapura? Hebat!.
“Oh iya, putra Ibu ada berapa?”
“Alhamdulillah Nak, ada empat. Yang di Singapura ini, yang nomor dua. Yang nomor tiga sudah tugas jadi dokter bedah di Jakarta. Yang nomor empat sedang ambil S2 di Jerman. Dia dapat beasiswa.”
“Masya Allah..Luarbiasa. Alangkah bahagia menjadi Ibu dari putra-putra yang sukses. Saya kagum sekali pada Ibu yang berhasil mendidik mereka.” si pemuda mengerjap mata dan mendecakan lidah.


Si Ibu mengangguk-angguk dan berulangkali berucap “Alhamdulillah.” Lirih. Matanya berkaca-kaca.


“Oh iya, maaf Bu..Bagaimana dengan putra Ibu yang pertama?”
Si Ibu menundukan kepala. Sejenak tangannya memainkan sabuk keselamatan yang terpasang di pinggang. Lalu dia tatap lekat-lekat si pemuda.
“Dia tinggal di kampung Nak, bersama dengan Ibu. Dia bertani, meneruskan menggarap secuil sawah peninggalan bapaknya.” si Ibu terdiam. Beliau menghela nafas panjang, menegakkan kepala. Tapi kemudian menggeleng, menerawang ke arah jendela sambil mengulum senyum yang entah apa artinya. Si pemuda menyesal telah bertanya. Betul-betul menyesal. Dia ikut prihatin.


“Maaf Bu, kalau pertanyaan saya menyinggung Ibu. Ibu mungkin jadi sedih karena tidak bisa membanggakan putra pertama Ibu sebagaimana putra-putra Ibu yang lain.”
lalu serta merta sang Ibu berkata…


“Oh tidak Nak. Bukan begitu…!” si Ibu cepat-cepat menatap tajam namun lembut pada si pemuda. lalu berkata…


“Ibu justru sangat bangga pada putra pertama Ibu itu. Sangat-sangat bangga. Sangat-sangat bangga!” Si Ibu menepuk-nepuk pundak si pemuda dengan mata berbinar seolah dialah sang putra pertama.


“Ibu bangga sekali padanya, karena dialah yang rela membanting tulang dan menguras tenaga untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Bahkan dialah yang senantiasa mendorong, menasehati, dan mengirimi surat penyemangat saat mereka di rantau. Tanpa dia, adik-adiknya takkan mungkin jadi seperti sekarang ini!” sang Ibu terisak.


Sunyi. Tak ada kata.


Pemuda itu mengambil sapu tangan. Genangan di matanya tumpah…